Sisi Menjijikkan dari
'Romantic Relationship'

Hal apa yang mungkin manusia lain pikirkan atas 'Romantic Relationship' ? Apa bisa diwakili dengan kata berikut ini? :

"Pasangan, pernikahan, kepercayaan, kesetiaan, nafsu, pengertian, kehangatan, kasih sayang, cinta, kejujuran, kepemilikan, ketergantungan, dll"
Masih banyak lagi kata-kata lain yang kemungkinan berbeda dengan pemikiran saya sekarang.

Seiring berjalannya waktu, usia dan pengalaman saya bertambah. Pandangan atas 'Romantic Relationship' perlahan berubah. Awalnya saya berpikir semua manusia membutuhkan pasangan dan hubungan itu terkesan indah. Kemudian saat ini hubungan itu terkesan sangat menjijikkan jika diamati lebih detail. Banyak hal tidak terpikirkan atau mungkin terabaikan terkait 'Romantic Relationship' ini, misal: 

Tidak profesional dalam pekerjaan atau tidak adil terhadap orang lain.

Sangat jarang jika pasanganmu bekerja pada kantor yang sama dan tidak berimbas banyak pada pekerjaan/orang lain. Bagi yang menjalani hubungan, mungkin hal membahagiakan bisa di dekatnya sepanjang hari. Tetapi musibah bagi orang di sekitarnya. 

Contoh: Informasi yang seharusnya dibagikan ke banyak orang, hanya dibagikan ke pasangannya saja. Sepanjang hari kerjanya hanya mengobrol, seakan membahas pekerjaan yang seharusnya hanya membutuhkan waktu sedikit, menjadi memakan waktu lebih lama. Hal yang menjadi tanggungjawabnya dilupakan, sibuk pacaran. Merendahkan/menyepelekan orang lain demi meninggikan atau membuat pasangan merasa spesial. Dunia serasa milik berdua, yang lainnya hanya numpang.

Manusia berganti target/gebetan/pasangan layaknya lalat hinggap ke 1 kotoran ke kotoran lain.

Seseorang memperlakukanmu spesial dan menatapmu secara intens. Ia bermanja denganmu secara berlebihan. Minum dari gelas yang sama, selalu pergi bersama, mendekati secara intens, membuat hari-harimu terkontaminasi oleh keberadaannya. Seakan kamu manusia spesial, satu-satunya bagi gebetanmu itu? Stop! Berhentilah tertipu dengan hal seperti ini. Kemungkinan besar ia tidak hanya merayumu saja. Mungkin kamu hanyalah salah 1 ban cadangan untuk memastikannya tidak pernah merasakan kesendirian. Jika ada orang yang sedang mendekatimu, amati tatapan matanya terhadap orang yang penampilannya setara atau melebihimu. Atau amati hal lainnya (respon obrolan, chat, sikap tubuh, dll) ke orang lain.

Jika proses pendekatan lancar, amati orang baru di lingkunganmu, atau orang lama dengan kualitas lumayan yang baru putus hubungan. Besar kemungkinan gebetanmu itu berpindah 'target' ke orang itu. Ia tidak peduli untuk mendapatkanmu atau tidak. Ia hanya peduli mendapatkan salah 1 dari orang yang setara/lebih darimu (entah itu kamu atau bukan). Minimal memastikan dirinya tidak sendiri.

Banyak yang melakukan hal ini tanpa rasa bersalah. Merasa berhak mendapatkan yang lebih baik tanpa henti. Tanpa memikirkan perasaan orang lain. Mereka lupa manusia bukan sepatu yang dengan mudah diganti tanpa rasa sakit. 

Manusia sering menipu untuk mendapatkan pasangan.

Pernahkah kamu melihat misal seorang wanita yang berpura-pura menyukai game atau memaklumi pria gamer. Supaya si pria gamer menerima wanita itu sebagai pasangannya. Apa tujuan wanita ini? umumnya wanita di sekitar saya sangat terobsesi dengan pernikahan. Mereka melakukan apa saja untuk mewujudkannya. Bahkan merebut pasangan orang lain pun dimaklumi dengan dalih belum menikah. Setelah tujuannya berhasil dan dirasa aman, sikap aslinya baru keluar. Marah ketika melihat si pria main game dan menyuruhnya untuk berhenti.

Baru 1 contoh, masih banyak hal lain yang digunakan untuk menipu. Misalnya: 

- Berpura-pura jago masak (seakan masak sendiri padahal beli).
- Sebelum nikah, berpura-pura mengijinkan istri bekerja. Setelah menikah secara sewenang-wenang memaksa istri jadi ibu rumah tangga.
- Pura-pura sayang anak kecil.
- Pura-pura lembut terhadap orang lain. 
- Pura-pura mengagumi pekerjaan pasangan padahal meremehkan.
- Pura-pura terima apa adanya di awal tapi memaksa berubah di akhir.

Cinta terbatas pada fitur


Pernah dengar 'cinta sejati tidak butuh alasan' ? tidak masuk akal.
Sebagian besar orang membutuhkan alasan seperti ini:
- Kamu harus punya penampilan lebih baik dari yang lain.
- Kamu harus punya jabatan.
- Kamu harus punya keluarga bermartabat.
- Kamu harus punya agama sama.
- Kamu harus dari kota A, suku B.
- Pendidikan, pekerjaan, tinggai badan wanita tidak boleh lebih dari si pria.
- Kamu harus bisa punya anak.
- ...... dan alasan-alasan aneh lainnya.

Kriteria harus dipenuhi semaksimal mungkin. Bahkan, jika pada suatu hari ada seseorang datang dengan fitur lebih sesuai, keberadaanmu mudah digantikan. Sesimple itu.

Banyak manusia menikah dengan hasil rampasannya (mate poaching).


Banyak manusia suka berkhianat atau merebut pasangan orang lain. Mereka tidak peduli perasaan manusia yang dikhianati. Tidak ada rasa bersalah, sebagian beralasan yang dianggap sakral hanyalah pernikahan. Faktanya sikap ini terus menempel walaupun sudah menikah. Lebih detailnya bisa baca salah satu penelian terkait [Schmitt, 2004]. Jika kamu menjadi korbannya, amati media sosial mereka 5-10 tahun kemudian. Saya menemukan alur cerita seperti ini:

Dahulu kamu dan pasanganmu cukup bahagia. Kamu menjaga kehormatan dan tidak berbuat aneh dengan pasanganmu seperti asumsi masyarakat sesuai budaya timur. Namun datanglah misal wanita lain yang menyukai pasanganmu. Ia pasti melakukan usaha lebih untuk mengalihkan perhatian. Memohon-mohon hingga memberikan 'harga dirinya' ke pasanganmu. Sehingga pasanganmu yang sama murahannya, akhirnya berpaling.

Ini bertolak belakang dengan nasihat orang tua: "wanita harus menjaga diri, pria tidak mau menikah dengan wanita yang melakukan hubungan bebas". Itu semua cuma asumsi mereka saja. Kenyataannya wanita murahan seperti itu mudah membuat pria berpaling. Kenapa? Karna prianya murahan juga. Dan sebagian besar seperti itu.

5-10 tahun berlalu, kamu melihat media sosialnya. Mantan pasanganmu dan wanita itu, sesama manusia murahan seakan agamis sedang membina keluarga kecilnya atas nama Tuhan. Ayat-ayat kitab suci menghiasi medsosnya. Orang-orang di medsos mereka seakan mendukung keluarga kecil itu. Lalu kamu akan merasa mual karna mengetahui behind the scenes terbentuknya keluarga menjijikkan itu. Dan merasa khawatir karena mereka berkembang biak dan berpotensi menurunkan sifat munafik itu ke anak-anaknya.


Sekian pandangan saya mengenai 'Romantic Relationship'. Apa yang spesial? Apa yang dibanggakan? Apa perlu pamer atas keberhasilan yang menjijikkan itu?



  • Referensi:

  • Schmitt, D. P., & International Sexuality Description Project (2004). Patterns and universals of mate poaching across 53 nations: The effects of sex, culture, and personality on romantically attracting another person’s partner. Journal of Personality and Social Psychology, 86, 560–584.